Kamis, 24 Juni 2010

B,INGGRIS????????? GAMPANG DEH


Memang dalam belajar bahasa inggris akan lebih cepat menguasai dan berbicara lancar jika kita langsung latihan berbicara bahasa inggris pada lingkungan native speaker yang sehari-hari memang menggunakan bahasa inggris. Kebetulan saya pernah tinggal beberapa minggu di desa yang memiliki bahasa daerah Oseng di Banyuwangi.

Bahasa tersebut bukanlah bahasa jawa, bahasa madura bahkan juga sangat sedikit kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia yang termasuk bahasa sehari-hari saya. Tetapi karena sehari-hari melihat orang beraktifitas dan berbicara bahasa Oseng lama kelamaan mulai memahami apa yang mereka katakan dan bahkan bisa berani berbicara sedikit demi sedikit bahasa sehari-hari dan logat saya pun terpengaruh bahasa mereka.

Memang itu adalah kebetulan saja saya bisa belajar bahasa daerah yang berbeda dari bahasa sehari-hari saya. Tetapi yang menjadi masalah ketika kita ingin belajar bahasa inggris tetapi kita kesulitan berada pada lingkungan native speaker kecuali jika Anda punya uang yang banyak dan kuliah di luar negeri atau Anda sehari-hari memang berada di lingkungan native speaker seperti misalnya Anda karyawan hotel di Bali yang setiap hari melayani tamu native speaker.

Salah satu cara adalah kita menciptakan lingkungan tersebut dengan cara membentuk sebuah komunitas / klub belajar bahasa inggris atau bergabung dengan komunitas yang telah ada. Lebih bagus jika didalamnya ada beberapa anggota yang telah menguasai bahasa inggris dengan pronounciation (bunyi) yang sama atau mendekati native speaker sehingga kita bisa menirukan mereka dan yang lebih penting adalah mendengarkan pronounciation yang benar. Satu masalah lagi adalah mampukah klub tersebut berkumpul dan latihan bahasa inggris setiap hari ?.
Untunglah kita hidup di abad modern dengan teknologi yang berkembang semakin pesat dan terus menerus. Kini kita bisa memanfaatkan audio player dan mendengarkan file-file audio native speaker agar mudah belajar bahasa inggris. Tetapi kita harus menggunakan metode dan sistem yang telah terbukti mampu membuat belajar bahasa bahasa inggris lebih cepat dan efektif sehingga bisa menghemat waktu karena belajar bahasa inggris umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama ini terbukti banyak dari kita sudah belajar bahasa inggris sejak SD hingga kuliah tetapi kebanyakan dari kita masih susah berbicara bahasa inggris.

Saat ini baru ada satu lembaga yang telah memiliki metode belajar bahasa inggris cepat tanpa grammar full conversation di Indonesia yaitu e Compusoft dan baru saja mengembangkan metodenya dengan sistem Kursus Bahasa Inggris Online Bergaransi, silahkan baca detailnya klik disini
kursus belajar bahasa inggris cepat
Artikel Bahasa Inggris Lainnya
» Download Kamus bahasa inggris-Indonesia untuk aplikasi HP
» Daftar Situs Download Modul Belajar Bahasa Inggris Gratis
» Kunci Sakti Belajar Bahasa Inggris Cepat
» Trend kursus bahasa inggris online yang terus berkembang
» Bagaimana Guru Bahasa Inggris Mengajar – KESALAHAN FATAL
» Belajar bahasa inggris dengan game Nintendo DS yang menyenangkan
» Peluang Kerja Luar Negeri Meningkat, TKI Wajib Bahasa Inggris
Tags: belajar bahasa inggris cepat, cara cepat belajar conversation bahasa inggris, cara cepat berbicara bahasa inggris, cara cepat menguasai bahasa inggris, cara menguasai bahasa inggris dengan cepat, kursus bahasa inggris online, latihan bahasa inggris, latihan bicara bahasa inggris, menguasai bahasa inggris dengan cepat, mudah belajar bahasa inggris

BELAJAR B. INGGRIS ITU GAMPANG


ANDA ingin cepat belajar bahasa Inggris? Kini Anda bisa mencoba teknik pengajaran terbaru dengan konsep "Blended Learning Method". Seperti apa?

"Konsep Blended Learning Method (BLM) ini adalah teknik pengajaran yang mengkombinasikan teknologi multimedia, kelas kecil, pengajar native dan aktifitas sosial (lifestyle). Metode ini sudah terbukti efektif 97 persen sejak 35 silam di lebih dari 350 pusat Wall Street Institute (WSI) yang tersebar di 27 negara," kata Presiden Direktur WSI Indonesia, William JG Daniel saat konferensi pers di Kantor WSI Ratu Plaza Jakarta, Jumat (29/2/2008).

Prinsip dari konsep BLM, katanya melihat bahwa kemampuan mendengar adalah indera pertama yang paling efektif untuk mempelajari bahasa baru. "Seperti bayi, mereka menggunakan indera pendengaran untuk mempelajari kata dan kalimat baru, lalu si bayi akan melakukan pengulangan hingga mampu melakukan afirmasi dan bicara," jelasnya.

Andre Whitmarsch, selaku Service Manager WSI di Indonesia, menambahkan bahwa untuk mengucapkan lirik lagu bahasa Inggris lebih mudah dibanding ngobrol dalam bahasa Inggris. Ini menunjukan bahwa kemampuan mendengar berperan pada tahap awal dalam proses belajar atau menerapkan informasi atau khususnya belajar bahasa yang baru.

Mengenai tahapan metode BML, Andrew menjelaskan, tahap pertama dengan menjalani pembelajaran di multimedia lab, di mana siswa akan dites listening, repeating, reading, speaking, confirm, dan writing, melalui software khususnya. Pada tahap kedua, siswa akan mendapat buku panduan belajar (student manual).

"Dengan menggunakan buku tersebut, siswa akan mempelajari kembali pelajaran yang disampaikan dalam kelas dan melatih sendiri kemampuan bahasa Inggrisnya," jelasnya.

Pada tahap ketiga, sambungnya, siswa akan masuk ke encounter class, yaitu kelas pertemuan dengan native speaker sebagai pengajar, yang dilaksanakan setiap unit pelajaran. Di encounter class hanya terdiri maksimal empat siswa.

"Jika siswa yang hadir hanya satu, kelas akan tetap berjalan seperti biasa. Itulah komitmen WSI untuk selalu menjadi partner bagi siswanya agar setiap saat dapat meningkatkan perkembangan bahasa Inggrisnya," tambah Andrew.

Tidak hanya itu saja, lanjut Andrew, WSI juga memiliki complementary class yaitu kelas tambahan dari pengajar agar dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bercakap-cakap dalam bahasa Inggris.

"Salah satu kelemahan orang Asia, termasuk Indonesia, adalah kurang berani atau pede berbicara dalam bahasa Inggris. Padahal jika dalam suasana dan lingkungan yang santai dan ramah sebagai besar memiliki kemauan untuk berkomunikasi dengan orang asing dengan bahasa asing. Ini menunjukkan bahwa penerapan aktivitas sosial atau lifestyle dapat mempengaruhi keberanian siswa untuk lebih berpartisipasi dan berani berlatih dalam upayanya untuk menggunakan bahasa asing," kata Andrew.

Mengakomodasi kebutuhan tersebut, sambungnya, WSI menerapkan konsep lifestyle di setiap elemen, mulai dari suasana, waktu yang fleksibel sesuai dengan gaya hidup, desain ruangan hingga komunikasi.

"Dalam elemen komunikasi, WSI memiliki fasilitas social club, sebuah lingkungan bergaya cafe dan lounge, wadah berinteraksi dan berkomunikasi antarsiswa dengan aktifitas yang unik dan inteaktif seperti pesta tematik setiap bulannya," tambahnya.

Linda Rustam, selaku Marketing Communication Manager WSI menambahkan, untuk guru-gurunya ada dari Amerika, Inggris, New Zealand, Australia, dan Kanada.

"Kami menargetkan yang belajar di sini adalah orang dewasa berusia 21 sampai 35. Hal ini mengingat metode pembelajarannya sendiri lebih bisa diterima orang dewasa ketimbang dengan anak-anak," katanya sambil menginformasikan harga per level sekira Rp900.000 sampai Rp1.000.000

MTs."PLUS" BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS JOMBANG JAWA TIUMR YAYASAN PONPES BAHRUL ULUM


Pendaftaran di mulai tanggal 16 Juni s/d 18 Juli Test Tulis dan Praktek Ibadah Tanggal 19 Juli serta Pengumuman... MOS 21 s/d 21 Juli Kuota Terbatas Hub 081 931536909

syarat pendaftaran:1.mengisi formulir yg telah disediakan
2.melampirkan foto hitam putih terbaru(3X4)7 lembar
3.melampirkan copy STTB SD/MI 2lembar
4.melampirka copy daftar nilai 2 lembar
5.melampirakn raport dan surat pindahan bagi siswa mutasi

PROGRAM PLUS: + BIMBINGAN KONSELING MELALUI PERSONAL DGN MENGUNAKAN METODE MULTI
RESOURCE
+ PRAKTEK MEMBACA AL-QUR'AN BI AT-TARTIL DGN METODOLOGI AT-TARTIL
+ PRAKTEK MEMBACA KITAB" SALAF

FASILITAS:gedung berlantai 2,perpustakaan,aula,lapangan olahraga,ruang kelas yg
nyaman,internet,lab komputer,lab bahasa

EXTAR KULIKULER:VOLY,FUTSAL,TARI SAMAN,SHOLAWAT(DUTA SHOLAWAT),BELADIRI KARATE
(INKANAS),TARTIL


WAKTU DAN TMPT PENDAFTARAN:17 JUNI S/D 19 JULI PUKUL 07.30 S/D 13.30
DI KANTOR MTs PLUS BAHRUL ULUM JOMBANG JATIM TELP
0321-865256

BELAJAR B.INODONESIA???? G' SUSAH KO' KITA KHAN ORG INDONESIA


PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH , METAMORFOSIS ULAT MENJADI KEPOMPONG
Judul: PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH , METAMORFOSIS ULAT MENJADI KEPOMPONG
Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan bagian SISTEM PENDIDIKAN / EDUCATION SYSTEM.
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Kemudian pada saat SMP dan SMA siswa juga mulai dikenalkan pada dunia kesastraan. Dimana dititikberatkan pada tata bahasa, ilmu bahasa, dan berbagai apresiasi sastra. Logikanya, telah 12 tahun mereka merasakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di bangku sekolah. Selama itu pula mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak pernah absen menemani mereka.

Tetapi, luar biasanya, kualitas berbahasa Indonesia para siswa yang telah lulus SMA masih saja jauh dari apa yang dicita-citakan sebelumnya. Yaitu untuk dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.Hal ini masih terlihat dampaknya pada saat mereka mulai mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Kesalahan-kesalahan dalam berbahasa Indonesia baik secara lisan apalagi tulisan yang klise masih saja terlihat. Seolah-olah fungsi dari pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tidak terlihat maksimal. Saya pernah membaca artikel dosen saya yang dimuat oleh harian Pikiran Rakyat. Dimana dalam artikel tersebut dibeberkan banyak sekali kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia yang dilakukan oleh para mahasiswa saat penyusunan skripsi. Hal ini tidak relevan, mengingat sebagai mahasiswa yang notabenenya sudah mengenyam pendidikan sejak setingkat SD hingga SMU, masih salah dalam menggunakan Bahasa Indonesia.

Lalu, apakah ada kesalahan dengan pola pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah? Selama ini pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah cenderung konvesional, bersifat hafalan, penuh jejalan teori-teori linguistik yang rumit. Serta tidak ramah terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Hal ini khususnya dalam kemampuan membaca dan menulis. Pola semacam itu hanya membuat siswa merasa jenuh untuk belajar bahasa Indonesia. Pada umumnya para siswa menempatkan mata pelajaran bahasa pada urutan buncit dalam pilihan para siswa. Yaitu setelah pelajaran-pelajaran eksakta dan beberapa ilmu sosial lain. Jarang siswa yang menempatkan pelajaran ini sebagai favorit. Hal ini semakin terlihat dengan rendahnya minat siswa untuk mempelajarinya dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Saya menyoroti masalah ini setelah melihat adanya metode pengajaran bahasa yang telah gagal mengembangkan keterampilan dan kreativitas para siswa dalam berbahasa. Hal ini disebabkan karena pengajarannya yang bersifat formal akademis, dan bukan untuk melatih kebiasaan berbahasa para siswa itu sendiri.

Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah sejak kelas 1 SD. Seperti ulat yang hendak bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Mereka memulai dari nol. Pada masa tersebut materi pelajaran Bahasa Indonesia hanya mencakup membaca, menulis sambung serta membuat karangan singkat. Baik berupa karangan bebas hingga mengarang dengan ilustrasi gambar. Sampai ke tingkat-tingkat selanjutnya pola yang digunakan juga praktis tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pengajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah membuat para siswanya mulai merasakan gejala kejenuhan akan belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut diperparah dengan adanya buku paket yang menjadi buku wajib. Sementara isi dari materinya terlalu luas dan juga cenderung bersifat hafalan yang membosankan. Inilah yang kemudian akan memupuk sifat menganggap remeh pelajaran Bahasa Indonesia karena materi yang diajarkan hanya itu-itu saja.

Saya mengambil contoh dari data tes yang dilakukan di beberapa SD di Indonesia tentang gambaran dari hasil pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD. Tes yang digunakan adalah tes yang dikembangkan oleh dua Proyek Bank Dunia, yaitu PEQIP dan Proyek Pendidikan Dasar (Basic Education Projects) dan juga digunakan dalam program MBS dari Unesco dan Unicef. Dari tes menulis dinilai berdasarkan lima unsur: tulisan tangan (menulis rapi), ejaan, tanda baca, panjangnya karangan, dan kualitas bahasa yang digunakan. Bobot dalam semua skor adalah tulisan (15%), ejaan (15%), tanda baca (15%), panjang tulisan (20%), dan kualitas tulisan (35%).

Hanya 19% anak bisa menulis dengan tulisan tegak bersambung dan rapih. Sedangkan 64% bisa membaca rapih tetapi tidak bersambung. Perbedaan antarsekolah sangat mencolok. Pada beberapa sekolah kebanyakan anak menulis dengan rapih, sementara yang lain sedikit atau sama sekali tidak ada. Ini hampir bisa dipastikan guru-guru pada sekolah-sekolah yang pertama yang bagus tulisannya secara reguler mengajarkan menulis rapi. Sementara sekolah-sekolah yang belakangan tidak.

Hanya 16% anak menulis tanpa kesalahan ejaan dan 52% anak bisa menulis dengan ejaan yang baik (sebagian besar kata dieja dengan benar), sementara lebih dari 30% dari kasus menulis dengan kesalahan ejaan yang parah atau sangat parah. 58 % anak memberi tanda baca pada tulisan mereka dengan baik (dikategorikan bagus atau sempurna), sementara itu lebih dari 35% kasus anak yang menulis dengan kesalahan tanda baca dan dikategorikan kurang atau sangat kurang.

58% siswa menulis lebih dari setengah halaman dan 44% siswa isi tulisannya yang dinilai baik, yaitu gagasannya diungkapkan secara jelas dengan urutan yang logis. Pada umumnya anak kurang dapat mengelola gagasannya secara sistematis

Alasan mengapa begitu banyak anak yang mengalami kesulitan dalam menulis karangan dengan kualitas dan panjang yang memuaskan serta dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang memadai ialah anak-anak di banyak kelas jarang menulis dengan kata- kata mereka sendiri. Mereka lebih sering menyalin dari papan tulis atau buku pelajaran. Dari data tersebut menggambarkan hasil dari KBM Bahasa Indonesia di SD masih belum maksimal. Walaupun jam pelajaran Bahasa Indonesia sendiri memiliki porsi yang cukup banyak.

Setelah lulus SD dan melanjutkan ke SMP, ternyata proses pengajaran Bahasa Indonesia masih tidak kunjung menunjukan perubahan yang berarti. Ulat pun masih menjadi kepompong. Kelemahan proses KBM yang mulai muncul di SD ternyata masih dijumpai di SMP. Bahkan ironisnya, belajar menulis sambung yang mati-matian diajarkan dahulu ternyata hanya sebatas sampai SD saja. Pada saat SMP penggunaan huruf sambung seakan-akan haram hukumnya, karena banyak guru dari berbagai mata pelajaran yang mengharuskan muridnya untuk selalu menggunakan huruf cetak. Lalu apa gunanya mereka belajar menulis sambung?

Seharusnya pada masa ini siswa sudah mulai diperkenalkan dengan dunia menulis (mengarang) yang lebih hidup dan bervariatif. Dimana seharusnya siswa telah dilatih untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam menulis: esai, cerita pendek, puisi, artikel, dan sebagainya. Namun, selama ini hal itu dibiarkan mati karena pengajaran Bahasa Indonesia yang tidak berpihak pada pengembangan bakat menulis mereka. Pengajaran Bahasa Indonesia lebih bersifat formal dan beracuan untuk mengejar materi dari buku paket. Padahal, keberhasilan kegiatan menulis ini pasti akan diikuti dengan tumbuhnya minat baca yang tinggi di kalangan siswa.

Beranjak ke tingkat SMA ternyata proses pembelajaran Bahasa Indonesiapun masih setali tiga uang. Sang ulat kini hanya menjadi kepompong besar. Kecuali dengan ditambahnya bobot sastra dalam pelajaran bahasa indonesia, materi yang diajarkan juga tidak jauh-jauh dari imbuhan, masalah ejaan, subjek-predikat, gaya bahasa, kohesi dan koherensi paragraf, peribahasa, serta pola kalimat yang sudah pernah diterima di tingkat pendidikan sebelumnya. Perasaan akan pelajaran Bahasa Indonesia yang dirasakan siswa begitu monoton, kurang hidup, dan cenderung jatuh pada pola-pola hafalan masih terasa dalam proses KBM.

Tidak adanya antusiasme yang tinggi, telah membuat pelajaran ini menjadi pelajaran yang kalah penting dibanding dengan pelajaran lain. Minat siswa baik yang menyangkut minat baca, maupun minat untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia semakin tampak menurun. Padahal, bila kebiasaan menulis sukses diterapkan sejak SMP maka seharusnya saat SMA siswa telah dapat mengungkapkan gagasan dan ''unek-unek'' mereka secara kreatif. Baik dalam bentuk deskripsi, narasi, maupun eksposisi yang diperlihatkan melalui pemuatan tulisan mereka berupa Surat Pembaca di berbagai surat kabar. Dengan demikian apresiasi dari pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi jelas tampak prakteknya dalam kehidupasn sehari-hari. Bila diberikan bobot yang besar pada penguasaan praktek membaca, menulis, dan apresiasi sastra dapat membuat para siswa mempunyai kemampuan menulis jauh lebih baik Hal ini sangat berguna sekali dalam melatih memanfaatkan kesempatan dan kebebasan mereka untuk mengungkapkan apa saja secara tertulis, tanpa beban dan tanpa perasaan takut salah.

Setelah melihat pada ilustrasi dari pola pengajaran tersebut saya melihat adanya kelemahan - kelemahan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah. KBM belum sepenuhnya menekankan pada kemampuan berbahasa, namun lebih pada penguasaan materi. Hal ini terlihat dari porsi materi yang tercantum dalam buku paket lebih banyak diberikan dan diutamakan oleh para guru bahasa Indonesia. Sedangkan pelatihan berbahasa yang sifatnya lisan ataupun praktek hanya memiliki porsi yang jauh lebih sedikit. Padahal kemampuan berbahasa tidak didasarkan atas penguasaan materi bahasa saja, tetapi juga perlu latihan dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Selain itu, pandangan atau persepsi sebagian guru, keberhasilan siswa lebih banyak dilihat dari nilai yang diraih atas tes, ulangan umum bersama (UUB) terlebih lagi pada Ujian Akhir Nasional (UAN). Nilai itu sering dijadikan barometer keberhasilan pengajaran. Perolehan nilai yang baik sering menjadi obsesi guru karena hal itu dipandang dapat meningkatkan prestise sekolah dan guru. Untuk itu, tidak mengherankan jika dalam KBM masih dijumpai guru memberikan latihan pembahasan soal dalam menghadapi UUB dan UAN. Apalagi dalam UUB dan UAN pada pelajaran bahasa Indonesia selalu berpola pada pilihan ganda. Dimana bagi sebagian besar guru menjadi salah satu orientasi di dalam proses pembelajaran mereka. Akibatnya, materi yang diberikan kepada siswa sekedar membuat mereka dapat menjawab soal-soal tersebut, tetapi tidak punya kemampuan memahami dan mengimplementasikan materi tersebut untuk kepentingan praktis dan kemampuan berbahasa mereka. Pada akhirnya para siswa yang dikejar-kejar oleh target NEM-pun hanya berorientasi untuk lulus dari nilai minimal atau sekadar bisa menjawab soal pilihan ganda saja. Perlu diingat bahwa soal-soal UAN tidak memasukan materi menulis atau mengarang (soal esai).

Peran guru Bahasa Indonesia juga tak lepas dari sorotan, mengingat guru merupakan tokoh sentral dalam pengajaran. Peranan penting guru juga dikemukakan oleh Harras (1994). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, dilaporkannya bahwa guru merupakan faktor determinan penyebab rendahnya mutu pendidikan di suatu sekolah. Begitu pula penelitian yang dilakukan International Association for the Evaluation of Education Achievement menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat penguasaan guru terhadap bahan yang diajarkan dengan pencapaian prestasi para siswanya . Sarwiji (1996) dalam penelitiannya tentang kesiapan guru Bahasa Indonesia, menemukan bahwa kemampuan mereka masih kurang. Kekurangan itu, antara lain, pada pemahaman tujuan pengajaran, kemampuan mengembangkan program pengajaran, dan penyusunan serta penyelenggaraan tes hasil belajar. Guru Bahasa Indonesia juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yang langsung berhubungan dengan aspek pembelajaran menulis, kosakata, berbicara, membaca, dan kebahasaan .Rupanya guru juga harus selalu melakukan refleksi agar tujuan bersama dalam berbahasa Indonesia dapat tercapai.

Selain itu, siswa dan guru memerlukan bahan bacaan yang mendukung pengembangan minat baca, menulis dan apreasi sastra. Untuk itu, diperlukan buku-buku bacaan dan majalah sastra (Horison) yang berjalin dengan pengayaan bahan pengajaran Bahasa Indonesia. Kurangnya buku-buku pegangan bagi guru, terutama karya-karya sastra mutakhir (terbaru) dan buku acuan yang representatif merupakan kendala tersendiri bagi para guru. Koleksi buku di perpustakaan yang tidak memadai juga merupakan salah satu hambatan bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah perpustakaan sekolah hanya berisi buku paket yang membuat siswa malas mengembangkan minat baca dan wawasan mereka lebih jauh.

Menyadari peran penting pendidikan bahasa Indonesia, pemerintah seharusnya terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Apabila pola pendidikan terus stagnan dengan pola-pola lama, maka hasil dari pembelajaran bahasa Indonesia yang didapatkan oleh siswa juga tidak akan bepengaruh banyak. Sejalan dengan tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia supaya siswa memiliki kemahiran berbahasa diperlukan sebuah pola alternatif baru yang lebih variatif dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Agar proses KBM di kelas yang identik dengan hal-hal yang membosankan dapat berubah menjadi suasana yang lebih semarak dan menjadi lebih hidup. Dengan lebih variatifnya metode dan teknik yang disajikan diharapkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia meningkat dan memperlihatkan antusiasme yang tinggi. Selain itu guru hendaknya melakukan penilaian proses penilaian atas kinerja berbahasa siswa selama KBM berlangsung. Jadi tidak saja berorientasi pada nilai ujian tertulis. Perlu adanya kolaborasi baik antar guru Bahasa Indonesia maupun antara guru Bahasa Indonesia dengan guru bidang studi lainnya. Dengan demikian, tanggung jawab pembinaan kemahiran berbahasa tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru Bahasa Indonesia melainkan juga guru bidang lain. Apabila, sistem pembelajaran Bahasa Indonesia yang setengah-setengah akan terus begini, maka metamorfosis sang ulat hanyalah akan tetap menjadi kepompong. Awet dan tidak berkembang karena pengaruh formalin pola pengajaran yang masih berorientasi pada nilai semata

Senin, 21 Juni 2010

TIPS JENIUS FISIKA SMP


Tips ini saya tulis untuk adik-adik pelajar sekolah menengah yang merasa bahwa fisika itu sulit dan merupakan pelajaran yang menyebalkan. Di awal tulisan ini, saya ingin mengatakan bahwa Fisika adalah pelajaran yang gampang dan menyenangkan. Tidak percaya ? buktikanlah tips berikut ini dan anda akan merasa ketagihan belajar fisika :)

Amatilah segala sesuatu di sekitar anda

Amatilah segala sesuatu di sekitar anda, apa pun itu. Sekali lagi, saya meminta anda untuk mengamati, bukan melihat. Mengamati berarti melihat dengan pikiran dan perasaan, bukan hanya sekedar menatap sepintas. Amatilah pohon-pohon di sekitar anda, dari warna dedaunan yang hijau hingga buahnya yang ranum dan mengundang selera. Amatilah segala sesuatu yang ada di dalam rumah anda, dari kamar pribadi, dapur hingga kamar rekreasi keluarga. Ketika berangkat ke sekolah, amatilah motor kesayangan anda, juga mobil-mobil di jalan raya. Ketika mandi di kolam renang, coba amati orang-orang yang berenang atau bahkan anda juga bisa mengamati diri sendiri sambil berenang. Pada malam air, cobalah menatap ke langit, nikmatilah indahnya cahaya bintang sambil mengamati dengan saksama. Ketika memasak di dapur, amatilah setiap proses yang anda saksikan, demikian juga ketika memanaskan air atau bahkan hanya merebus mi sedap kesukaan anda. Ketika mobil atau motor anda rusak dan terpaksa harus digiring ke bengkel, amatilah segala sesuatu yang terjadi di sana. Intinya, amatilah dengan saksama segala sesuatu yang terjadi di sekeliling anda atau yang anda jumpai.

Bertanyalah kepada diri sendiri

Setelah puas mengamati segala sesuatu yang ada di sekeliling anda, cobalah bertanya dalam hati, mengapa ….. ? bagaimana ………. ? bertanyalah kepada diri sendiri. Misalnya ketika anda berada di kolam renang, cobalah bertanya, mengapa orang itu tidak tenggelam ? batu yang mungkin sangat kecil saja tenggelam, lalu mengapa orang tersebut (atau saya) tidak tenggelam ?

Ketika berada di dapur, sambil memasak atau mungkin anda hanya sekedar mengamati ibu atau pembantu memasak makanan, cobalah untuk mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, mengapa air yang dipanaskan mendidih dan menjadi panas ? bagaimana hal itu terjadi ?

Atau ketika berada dibengkel, cobalah bertanya, mengapa mobil bisa terangkat hanya dengan alat tersebut ? bagaimana cara kerja alat tersebut ?

Ketika sedang mengendarai motor, amatilah speedometer dan cobalah bertanya, mengapa jarum speedometer berubah-ubah ketika laju motor saya berubah-ubah ? bagaimana cara kerjanya ? mengapa motor bisa bergerak ? mengapa klaskson bisa berbunyi ketika tombolnya ditekan ?

Ketika sedang berada di rumah pada malam hari, amatilah lampu listrik yang menerangi ruangan kamar anda. Mengapa lampu listrik menyala ? ketika menonton tv, bertanyalah, bagaimana sehingga saya bisa melihat gambar bergerak dan mendengar suara di televisi ? bagaimana hal itu bisa terjadi ?

Ketika hendak menelpon pacar anda atau hanya sekedar sms, bertanyalah, mengapa sms bisa terkirim ? mengapa pacar saya bisa mendengar suara saya ? bagaimana menjelaskannya ?

Amatilah pohoh atau bunga di sekitar anda, mengapa daunnya berwarna hijau, bukan hitam ? mengapa segala sesuatu di sekitar saya berwarna-warni ? warna itu apa sich ?

mengapa saya hanya bisa melihat ketika ada cahaya, sedangkan pada malam yang gelap tidak ?

cobalah bertanya kepada diri anda dengan mempersoalkan apa saja yang anda amati.

Anda tidak dapat menjelaskan semua hal tersebut ? mengapa tidak bertanya kepada ilmu fisika ? Fisika dengan mudah menjelaskan semuanya…. Tidak percaya ? teruskan membaca tips berikutnya….

Bertanyalah kepada buku-buku fisika,

guru fisika anda atau oM google (internet).

Pelajarilah buku-buku fisika, cobalah bertanya kepada guru fisika anda atau jika guru belum bisa menjawab, cobalah bertanya kepada om google. Ketikan pertanyaan anda + enter, maka google akan membimbing anda untuk menemukan jawabannya.

Pelajarilah konsep fisika di sekolah

Pahamilah konsep-konsep fisika selama pembelajaran fisika di kelas. Jika guru anda hanya menjelaskan rumus-rumus atau selalu mengajarkan anda untuk menyelesaikan soal hitungan, cobalah untuk mempelajari konsep fisika dari buku-buku fisika. Sekali lagi, pelajarilah konsep terlebih dahulu konsep fisika dan pahami maknanya. Kaitkanlah pelajaran fisika dengan pertanyaan-pertanyaan yang anda ajukan tadi, lalu berusahalah menemukan jawabannya.

Jika memahami dengan baik konsep-konsep fisika, anda akan dengan mudah menjawab semua pertanyaan tadi. Kadang, satu konsep saja tidak cukup. Anda harus memahami beberapa konsep. Misalnya ketika anda bertanya, mengapa ada petir di musim hujan ? bagaimana terjadinya petir ? untuk menjelaskannya, anda harus memahami konsep-konsep listrik statis. Untuk itu anda coba mempelajarinya lalu cobalah untuk menjawab pertanyaan anda tadi.

Ingat, jika anda sudah memahami konsep-konsep fisika dengan baik dan benar, rumus-rumus akan dengan mudah anda pahami. Serius…. :) Jadi jangan rumusnya duluan rumus yang dipelajari, tetapi konsep-konsepnya.. Nah, mulailah dengan mempertanyakan segala sesuatu di sekitar anda untuk memicu belajar konsep fisika.

Sekali lagi, mulailah dengan konsep. Konsep itu apa ? cobalah baca modul belajar fisika yang gurumuda tulis di blog ini. Lihat di pelajaran fisika SMA, bagian Categories. Baca salah satu pokok bahasan. Misalnya perpindahan, kecepatan dan percepatan. Penjelasan panjang lebar mengenai perpindahan atau kecepatan (yang bukan rumus), itu adalah konsep-konsep…. Sederhananya seperti itu.

Lakukanlah eksperimen

Jika pertanyaan anda membutuhkan pembuktian kecil2an melalui eksperimen, silahkan melakukan percobaan alias eksperimen. Mungkin eksperimen kecil-kecilan dahulu untuk menemukan jawaban atas pertanyaan anda. Jika belum puas, cobalah melakukan eksperimen yang lebih besar. Sekali lagi kalau anda bingung, tanyalah ke buku, guru fisika atau internet. :)

Jika anda melakukan tips di atas, anda mirip eyang Albert Einstein ;) , kakek Newton dan lain-lain. Bukan rambutnya yang mirip, tetapi cara belajarnya. Cara belajar ilmuwan alias fisikawan seperti itu. Awalnya bertanya karena ada masalah, baik masalah itu mereka munculkan sendiri (dengan bertanya kepada diri sendiri) atau persoalan tersebut sudah ada sebelumnya namun belum dipecahkan, setelah itu ilmuwan mencoba menemukan jawabannya, baik dengan mempelajari konsep fisika yang berkaitan, menguasai kemampuan matematika dan juga melakukan eksperimen alias percobaan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Ilmuwan juga bisa mengajukan teori baru jika teori lama tidak sesuai dengan hasil yang mereka temukan. Serius benget bacanya, hehe…….. :)

SUHU DALAM FISIKA

1. Pengertian Suhu

Apa yang akan dirasakan oleh jarimu jika dimasukkan ke dalam air es? Ya, air es akan terasa dingin. Dingin boleh dikatakan sebagai salah satu ukuran dari suhu suatu benda. Benda yang dingin mempunyai suhu yang lebih rendah dari benda yang panas. Dari pernyataan ini suhu dapat difenisikan sebagai derajat/tingkatan panas suatu benda atau kuantitas panas suatu benda. Seperti dalam materi sebelumnya, suhu merupakan salah satu besaran pokok dengan satuan derajat Kelvin.

2. Alat Ukur Suhu

Untuk menentukan panas atau tidaknya suatu benda, kita dapat menggunakan jari tangan kita, tetapi tangan tidak dapat dipakai untuk menentukan tingkat panas suatu benda secara tetap.



Alat yang tepat untuk mengukur suhu benda adalah termometer.

Macam – macam termometer

A. Berdasarnya zat termometriknya, termometer dapat dibedakan menjadi :

1) Termometer zat padat.


Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan logam konduktor terhadapap suhu sehingga sering juga disebut sebagai termometer hambatan. Biasanya termometer ini menggunakan kawat platina halus yang dililitkan pad mika dan dimasukkan dalam tabung perak tipis tahan panas.

Contoh: Termometer platina


2) Termometer zat cair.

Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Zat cair yang digunakan biasanya raksa atau alkohol. Contoh termometer Fahrenheit, Celcius, Reamur.

Alasan pemilihan raksa atau alkohol sebagai isi termometer adalah sebagai berikut:
mudah dilihat karena raksa terlihat mengkilap sedangkan alkohol dapat diberi warna merah.
daerah ukurannya sangat luas (raksa : – 390C s/d 3370C dan alkohol: -1140C – 780C)
keduanya merupakan panghantar kalor yang baik
keduanya mempunyai kalor jenis yang kecil.



3) Termometer gas

Termomter gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap tekanan. Bagan alat ini sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa mula-mula permukaannya sama tinggi. Jika salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas bertekanan, maka akan terjadi selisih tinggi.

Contoh: termometer gas pada volume gas tetap



B. Berdasarkan pembuatnya, antara lain:

1) termometer Celcius

2)termometer Fahrenheit

3) termometer Reamur

4)termometer Kelvin

C. Berdasarkan penggunaanya, antara lain:

1) Termometer Laboratorium

Termometer yang biasanya digunakan untuk eksperimen di lab.



b. Termometer suhu badan / klinis

Termometer khusus untuk mengukur suhu badan manusia. Termometer ini biasanya digunakan dalam bidang medis dan mempunyai batas skala 34-42 0C.



4. Skala Termometer

A. Fahrenheit

Pada tahun 1714, seorang ilmuwan Jerman yang bernama Daniel George Fahrenheit membuat termometer yang mula-mula diisi alkohol dan kemudian diganti dengan raksa. Sebagai titik tetap pertama ia menggunakan campuran es dan garam dapur yang diberi angka 00F (suhu terendah yang ia ketahui) dan titik tetap kedua ia menggunakan tubuh manusia dan diberi angka 960C.

Berdasarkan definisi modern, skala termometer Fahrenheit adalah skala dengan temperatur air mendidih ditetapkan sebagai 212 derajat dan temperatur es melebur sebagai 32 derajat.

Pada jaman dulu termometer ini banyak digunakan di Eropa dan Amerika Serikat, tetapi pada saat ini negara-negara di Eropa sudah banyak beralih ke termometer Celcius sedangkan Amerika Serikat masih tetap menggunakannya.

B. Celcius

Sekitar 20 tahun setelah Fahrenheit membuat termometer, seorang profesor dari Swedia yang bernama Ander Celsius juga membuat termometer. Termometer ini menggunakan titik tetap bawah adalah suhu es sedang mencair sebagai 00C dan titik tetap atas adalah suhu air sedang mendidih sebagai 1000C masing-masing pada tekanan standar. Skala antar kedua temperatur ini dibagi dalam 100 derajat.

Termometer ini banyak digunakan oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.



C. Kelvin

Pada dasarnya skala kelvin sama dengan skala celcius (seperseratus). Hanya saja skala kelvin dimulai dari suhu nol mutlak (0 K) yang besarnya sama dengan -273,150C. Sehingga untuk suhu es mencair sama dengan 273,15 K dan air mendidih sama dengan 373,15 K.

Perbandingan antar skala termometer

2. Konversi Antar Skala Termometer
Untuk mengkorvensi suhu menurut termometer satu ke suhu menurut termometer yang lain, digunakan persamaan sebagai berikut :


Untuk skala Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin berlaku:

yuk slidiki rumus matematika vesi al jabar


Anak-anak sangat menyukai matematika. Mereka minta terus dikasih soal. Saya sendiri heran, mengapa mereka begitu semangat?
“Lagi Pak. Kasih soal lagi Pak!” anak-anak menantang saya.
“306 x 303 = …” saya keluarkan soal.
“Sembilan…dua tujuh…delapan belas!” jawab mereka ramai-ramai.
“Maksudnya berapa?”
“92718”
“Betul!”

Anak-anak yang terdiri dari kelas 3 sampai kelas 5 SD itu senang menemukan cara berhitung cepat perkalian ratusan kali ratusan. Bagi mereka itu adalah rumus cepat matematika yang diidam-idamkan. Anak-anak SMA yang menjelang UN, SPMB, dan UMPTN 2008 juga tidak kalah semangat. Jika mereka memperoleh rumus matematika cepat untuk UN, SPMB, dan UMPTN maka matanya langsung berbinar-binar. Wajahnya berseri-seri.

Saya sering mengatakan kepada mereka,
”Maukah kalian dapat soal bonus?”
”Apa itu soal bonus?”
”Soal UN, SPMB, atau UMPTN yang selalu dapat kamu selesaikan dengan mudah.”
”Ya maulah…”
”Limit.”
Limit kan sangat abstrak dan sulit? Bagaimana bisa dikatakan sebagai bonus? Itulah intinya. Limit adalah ide fundamental dalam kalkulus. Karena limit sangat kaya akan variasi dan abstrak bagi orang awam, maka limit hanya diperkenalkan bagian dasar saja untuk anak tingkat SMA. Jadi limit tingkat SMA tentu yang mudah-mudah saja. Limit adalah bonus. Rumus cepat adalah terhormat.

Bagaimana jika terjadi komersialisasi rumus cepat? Saya tidak tahu jawabannya. O iya, saya jadi ingat dengan berhitung cepat yang paling awal tadi bagaimana caranya?

Sekedar contoh rumus cepat untuk limit. Kadang orang menyebut rumus cepat sebagai trik cepat, fastest solution, king of fastest, atau rumus sesat. Boleh-boleh saja. Soal berikut ini sangat mudah. Sudah pernah diujikan untuk tes masuk ITB sejak tahun 70-an. Tetapi entah mengapa, soal limit tipe ini tetap sering diujikan sampai sekarang. Benar-benar bonus untuk kita.

Untuk limit x menuju 0 hitunglah
(tg5x)/(sin3x) = …

Bagi orang awam jawabannya sangat mudah yaitu 5/3.
Apakah Anda yakin itu jawaban yang benar?
Banyak anak-anak karena ragu, karena dirasa terlalu mudah, malah tidak mau menjawab dengan 5/3.

Mari kita diskusikan!
Untuk membahasnya kita perlu ke dasar-dasar limit trigonometri. Sudah banyak dibuktikan dalam buku-buku bahwa untuk limit x menuju 0 berlaku:

(sinx)/x = 1;
(tgx)/x = 1;

Biasanya anak-anak harus hafal rumus di atas. Bagi saya rumus ini adalah rumus cepat limit. Tetapi rumus ini beruntung. Ia tidak pernah disebut sebagai rumus sesat. Ia mendapat gelar kehormatan sebagai rumus dasar limit trigonometri. Dengan rumus dasar limit trigonometri ini kita akan memecahkan

(tg5x)/(sin3x) =
[(tg5x)(5x/5x)]/[(sin3x)(3x/3x)] =
[(tga)(a/a)]/[(sinb)(b/b)]
dengan a = 5x dan b = 3x;
gunakan rumus dasar trigonometri:
[1.a]/[1.b] =
[5x]/[3x] =
= 5/3 (Selesai)
Kita peroleh jawaban 5/3 sesuai tebakan awal kita.

Apakah kita selalu boleh melakukan tebakan semacam itu? Boleh. Tebakan ini sah. Kita mendasarkan pada rumus dasar limit trigonometri dengan menambah satu langkah implikasi.
Karena (sinx)/x = 1 maka (sinx) = x;
karena (tgx)/x = 1 maka (tgx) = x.
Jadi rumus dasar trigonometri yang kita hafal adalah
sinx = x;
tgx = x.

Dengan sedikit mengubah cara pandang ini akan membawa keberuntungan besar pada UN, SPMB, UMPTN 2008. Siswa-siswa SMA, mestinya tidak asing dengan cara pandang ini. Kita telah memakai cara pandang ini ketika menghitung interferensi gelombang Young dalam fenomena fisika.

Jadi bila kita terapkan ke soal di atas:
(tg5x)/(sin3x) = 5x/3x = 5/3 (Selesai).

Rumus cepat di atas akan semakin bernilai bila bentuk soalnya semakin rumit seperti
(2x + tg3x)/(x + sin7x) =…
(2x + 3x)/(x + 7x) = 5/8 (Selesai).

Rumus cepat matematika bukan hal baru. Dalam sejarah matematika tercatat bahwa masyarakat memang mengidolakan rumus-rumus cepat matematika. Saat itu rumus-rumus cepat tidak dipandang sebagai rumus sesat. Pun yang menguasai rumus-rumus cepat adalah para ahli matematika itu sendiri.

Pada tahun 1535 Tartagtila mengikuti pertandingan berhitung cepat. Ia melawan murid dari seorang profesor matematika ternama. Tartagtila tidak begitu dikenal di dunia matematika waktu itu. Ia mempelajari matematika nyaris secara mandiri. Tetapi Tartagtila memiliki keistimewaan: ia memiliki rumus cepat untuk memecahkan persamaan polinom pangkat 3.

Aturan pertandingan itu sederhana. Masing-masing peserta menuliskan 30 soal matematika. Kemudian soal itu diserahkan kepada lawan untuk diselesaikan. Siapa saja yang mampu menyelesaikan soal lebih awal dan benar maka ia sebagai pemenang. Setelah 2 jam pertandingan berlangsung. Tartagtila berhasil menyelesaikan seluruh 30 soal yang dihadapinya. Sedangkan lawannya belum mampu menyelesaikan soal satu pun. Tartagtila mampu menyelesaikannya karena menggunakan rumus cepat. Sedangkan lawannya tidak memiliki rumus cepat. Tartagtila meraih berbagai kehormatan setelah pertandingan itu.

Bagaimana seorang anak kecil dapat menghitung 306 x 303 luar kepala? Caranya mudah!
Bagi anak SMP sudah mengenal bahwa
(x+2)(x+3)=
x.x + (2x+3x) + 2.3 =

Mirip dengan itu caranya:
306 x 303 =
9 (dari 3×3)
27 (dari 6×3 + 3×3)
18 (dari 6×3)
Kita peroleh jawaban 92718.

Contoh lain
207 x 304 = …
6 (dari 2×3)
29 (dari 7×3 + 2×4)
28 (dari 7×4)
Kita peroleh 62928.

YuK BELAJAR B. INGGRIS



"You don't have to be French to enjoy a decent red wine," Charles Jousselin de Gruse used to tell his foreign guests whenever he entertained them in Paris. "But you do have to be French to recognize one," he would add with a laugh.

After a lifetime in the French diplomatic corps, the Count de Gruse lived with his wife in an elegant townhouse on Quai Voltaire. He was a likeable man, cultivated of course, with a well deserved reputation as a generous host and an amusing raconteur.

This evening's guests were all European and all equally convinced that immigration was at the root of Europe's problems. Charles de Gruse said nothing. He had always concealed his contempt for such ideas. And, in any case, he had never much cared for these particular guests.

The first of the red Bordeaux was being served with the veal, and one of the guests turned to de Gruse.

"Come on, Charles, it's simple arithmetic. Nothing to do with race or colour. You must've had bags of experience of this sort of thing. What d'you say?"

"Yes, General. Bags!"

Without another word, de Gruse picked up his glass and introduced his bulbous, winey nose. After a moment he looked up with watery eyes.

"A truly full-bodied Bordeaux," he said warmly, "a wine among wines."

The four guests held their glasses to the light and studied their blood-red contents. They all agreed that it was the best wine they had ever tasted.


One by one the little white lights along the Seine were coming on, and from the first-floor windows you could see the brightly lit bateaux-mouches passing through the arches of the Pont du Carrousel. The party moved on to a dish of game served with a more vigorous claret.

"Can you imagine," asked de Gruse, as the claret was poured, "that there are people who actually serve wines they know nothing about?"

"Really?" said one of the guests, a German politician.

"Personally, before I uncork a bottle I like to know what's in it."

"But how? How can anyone be sure?"

"I like to hunt around the vineyards. Take this place I used to visit in Bordeaux. I got to know the winegrower there personally. That's the way to know what you're drinking."

"A matter of pedigree, Charles," said the other politician.

"This fellow," continued de Gruse as though the Dutchman had not spoken, "always gave you the story behind his wines. One of them was the most extraordinary story I ever heard. We were tasting, in his winery, and we came to a cask that made him frown. He asked if I agreed with him that red Bordeaux was the best wine in the world. Of course, I agreed. Then he made the strangest statement.

"'The wine in this cask,' he said, and there were tears in his eyes, 'is the best vintage in the world. But it started its life far from the country where it was grown.'"

De Gruse paused to check that his guests were being served.

"Well?" said the Dutchman.

De Gruse and his wife exchanged glances.

"Do tell them, mon chéri," she said.

De Gruse leaned forwards, took another sip of wine, and dabbed his lips with the corner of his napkin. This is the story he told them.


At the age of twenty-one, Pierre - that was the name he gave the winegrower - had been sent by his father to spend some time with his uncle in Madagascar. Within two weeks he had fallen for a local girl called Faniry, or "Desire" in Malagasy. You could not blame him. At seventeen she was ravishing. In the Malagasy sunlight her skin was golden. Her black, waist-length hair, which hung straight beside her cheeks, framed large, fathomless eyes. It was a genuine coup de foudre, for both of them. Within five months they were married. Faniry had no family, but Pierre's parents came out from France for the wedding, even though they did not strictly approve of it, and for three years the young couple lived very happily on the island of Madagascar. Then, one day, a telegram came from France. Pierre's parents and his only brother had been killed in a car crash. Pierre took the next flight home to attend the funeral and manage the vineyard left by his father.

Faniry followed two weeks later. Pierre was grief-stricken, but with Faniry he settled down to running the vineyard. His family, and the lazy, idyllic days under a tropical sun, were gone forever. But he was very happily married, and he was very well-off. Perhaps, he reasoned, life in Bordeaux would not be so bad.

But he was wrong. It soon became obvious that Faniry was jealous. In Madagascar she had no match. In France she was jealous of everyone. Of the maids. Of the secretary. Even of the peasant girls who picked the grapes and giggled at her funny accent. She convinced herself that Pierre made love to each of them in turn.

She started with insinuations, simple, artless ones that Pierre hardly even recognized. Then she tried blunt accusation in the privacy of their bedroom. When he denied that, she resorted to violent, humiliating denouncements in the kitchens, the winery, the plantations. The angel that Pierre had married in Madagascar had become a termagant, blinded by jealousy. Nothing he did or said could help. Often, she would refuse to speak for a week or more, and when at last she spoke it would only be to scream yet more abuse or swear again her intention to leave him. By the third vine-harvest it was obvious to everyone that they loathed each other.

One Friday evening, Pierre was down in the winery, working on a new electric winepress. He was alone. The grape-pickers had left. Suddenly the door opened and Faniry entered, excessively made up. She walked straight up to Pierre, flung her arms around his neck, and pressed herself against him. Even above the fumes from the pressed grapes he could smell that she had been drinking.

"Darling," she sighed, "what shall we do?"

He badly wanted her, but all the past insults and humiliating scenes welled up inside him. He pushed her away.

"But, darling, I'm going to have a baby."

"Don't be absurd. Go to bed! You're drunk. And take that paint off. It makes you look like a tart."

Faniry's face blackened, and she threw herself at him with new accusations. He had never cared for her. He cared only about sex. He was obsessed with it. And with white women. But the women in France, the white women, they were the tarts, and he was welcome to them. She snatched a knife from the wall and lunged at him with it. She was in tears, but it took all his strength to keep the knife from his throat. Eventually he pushed her off, and she stumbled towards the winepress. Pierre stood, breathing heavily, as the screw of the press caught at her hair and dragged her in. She screamed, struggling to free herself. The screw bit slowly into her shoulder and she screamed again. Then she fainted, though whether from the pain or the fumes he was not sure. He looked away until a sickening sound told him it was over. Then he raised his arm and switched the current off.


The guests shuddered visibly and de Gruse paused in his story.

"Well, I won't go into the details at table," he said. "Pierre fed the rest of the body into the press and tidied up. Then he went up to the house, had a bath, ate a meal, and went to bed. The next day, he told everyone Faniry had finally left him and gone back to Madagascar. No-one was surprised."

He paused again. His guests sat motionless, their eyes turned towards him.

"Of course," he continued, "Sixty-five was a bad year for red Bordeaux. Except for Pierre's. That was the extraordinary thing. It won award after award, and nobody could understand why."

The general's wife cleared her throat.

"But, surely," she said, "you didn't taste it?"

"No, I didn't taste it, though Pierre did assure me his wife had lent the wine an incomparable aroma."

"And you didn't, er, buy any?" asked the general.

"How could I refuse? It isn't every day that one finds such a pedigree."

There was a long silence. The Dutchman shifted awkwardly in his seat, his glass poised midway between the table and his open lips. The other guests looked around uneasily at each other. They did not understand.

"But look here, Gruse," said the general at last, "you don't mean to tell me we're drinking this damned woman now, d'you?"

De Gruse gazed impassively at the Englishman.

"Heaven forbid, General," he said slowly. "Everyone knows that the best vintage should always come first."

Selasa, 15 Juni 2010

Pelajaran 67 - Kelompok Kata yang merupakan Kata benda yang tak terhitung

Berikut ini kelompok kata yang dalam penggunaannya adalah kelompok kata benda yang tidak bisa dihitung :

A. Clothing, equipment, food, fruit, furniture, garbage, hardware, jewelry, machinery, mail, makeup, money, cash, change, postage, scenery, stuff, traffic.

B. Homework, housework, work.

C. Advice, information, news.

D. History, literature, music, poetry.

E. English,Arabic, Chinese (nama bahasa)

F. Grammar, slang, vocabulary.

G. Corn, dirt, dust, flour, grass, hair, pepper, rice, salt, sand, sugar, wheat.

Semua kelompok kata di atas mempunya ciri seperti pelajaran 66:

  • Tidak diawali dengan a/an/one (sebuah)
  • Tidak mempunyai bentuk jamak
Selamat belajar!

Minggu, 20 Juni 2010

PONDOK PESANTREN BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS JOMBANG


Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas (1825)
Sebagai salah satu dari empat pondok pesantren besar di empat penjuru kota Jombang, pondok pesantren (ponpes) Bahrul ‘Ulum (secara harfiah artinya Lautan Ilmu) lebih dikenal dengan nama ponpes Tambakberas. Letaknya cukup strategis yakni di belahan utara kota Jombang, masuk dalam wilayah administratif desa Tambakrejo kecamatan Jombang Kota. Sebagai pintu masuk Jombang dari arah utara (Ploso, Babat, Lamongan, Bojonegoro, Gresik dan Tuban), ponpes Tambakberas berlokasi di tepi jalan raya Jombang - Tuban

Sejarah :
Lokasi awal yang menjadi cikal bakal ponpes Tambakberas disebut Pondok Selawe (selawe artinya duapuluh lima). Kebetulan awalnya ponpes ini memang hanya menerima santri sejumlah 25 orang dan didirikan pada tahun 1825 seusai Perang Diponegoro. Pendiri ponpes adalah KH Abdus Salam yang juga dikenal dengan nama Mbah Shoichah (artinya bentakan yang membuat orang gentar). Ada pula yang menyebut ponpes Tiga, karena jumlah kamar yang ada hanya 3 buah. Disamping mendakwahkan syariat Islam, Mbah Shoichah juga mengajarkan pengobatan dan kanuragan (ilmu bela diri) pada santri-santrinya. Mbah Shoichah mengasuh ponpes Selawe dalam kurun waktu tahun 1825 - 1860.
Lokasi ponpes Selawe saat ini menjadi makam keluarga bani Chasbullah. Diantaranya makam KH Abdul Wahab Chasbullah, pendiri dan penggerak Nahdhatul ‘Ulama (NU). Salah satu pendiri NU ini dikenal pula dengan sebutan Mbah Wahab yang merupakan generasi ke-4 dari pendiri ponpes Tambakberas. Di kompleks makam ini terdapat pula makam KH Abdul Wahib Wahab (dari generasi ke-5) mantan Menteri Agama Republik Indonesia.
Sepeninggal beliau, ponpes diasuh oleh KH Ustman (Mbah Ustman) yang merupakan menantu pertama Mbah Syaichah. Oleh KH Ustman lokasi ponpes dipndah sekitar 100 meter ke arah selatan dari ponpes Selawe, tepatnya di dusun Gedang desa Tambakrejo. Karena itu ponpes ini juga disebut ponpes Gedang. Mbah Ustman dikenal sebagai kiai tasawuf dan menjadi salah satu mursid Thoriqoh Naqsabandiyah pada zamannya. Ponpes Gedang diasuh oleh Mbah Ustman dalam kurun tahun 1860 - 1910. Menantu pertama Mbah Ustman adalah KH Hasyim Asy'ari, yang juga dikenal sebagai salah satu pendiri NU. Selanjutnya, KH Hasyim Asy'ari mengajak santri-santri thoriqoh membuka ponpes baru di desa Keras kecamatan Diwek. Lokasi ini berjarak sekitar 18 km arah keselatan dari Tambakberas. Ponpes inilah yang menjadi awal berdirinya ponpes Tebuireng yang legendaris itu.
Kalau Mbah Ustman dikenal mengembangkan ilmu tasawuf, maka adik ipar beliau yaitu KH Said mengajarkan ilmu syariat. KH Said mengajar di ponpes yang ada di dusun Tambakberas desa Tambakrejo. Lokasi cukup dekat dengan ponpes Gedang, kira-kira hanya berjarak 100 meter. Setelah Mbah Ustman wafat, sebagian santri yang tidak ikut membantu KH Hasyim Asy'ari, akhirnya dipindah ke ponpes Tmbakberas asuhan KH Said ini. Sepeninggal KH Said, ponpes diasuh oleh putra beliau yaitu KH Chasbullah. Dari KH Chasbullah inilah ponpes terus dikembangkan oleh putra putrinya. Yaitu KH Abdul Wahab, KH Abdul Hamid, Nyai Fatimah dan KH Abdurrohim. Pada tahun 1967, KH Abdul Wahab Chasbullah memberi nama ponpes Bahrul ‘Ulum. Namun orang juga tetap mengenal ponpes ini sebagai ponpes Tambakberas seperti dua ponpes besar lainnya. yaitu ponpes Denanyar (Mambaul Maarif) dan ponpes Rejoso (Darul ‘Ulum). Berbeda dengan ponpes Tebuireng yang memang hanya disebut dengan satu nama saja, yaitu ponpes Tebuireng.
(sumber : tambakberas.com dan kalender ponpes Bahrul ‘Ulum 2007-diolah)
Kini di era modern, ponpes Tambakberas juga sudah mempunyai situs di dunia maya. Selengkapnya tentang kondisi ponpes ini beserta lembaga pendidikannya bisa diakses d

MUI lArAnG aDaNyA fAceBooK


Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj memprotes lomba menggambar kartun Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan satu pengguna situs jejaring sosial Facebook. "Itu haram, karena para ulama sedunia sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW itu tidak boleh diimajinasikan," katanya di Surabaya, Kamis (20/5), saat menyampaikan kuliah umum tentang Refleksi Hari Kebangkitan Nasional di IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Dia meminta pemerintah bertindak agar tidak meresahkan masyarakat dunia, terutama umat Islam di tanah air.

"Mungkin saja kami mengirim surat ke pengelola situs jejaring sosial `Facebook` itu di Amerika, tapi pemerintahlah yang lebih tepat melakukan hal itu. Kami pasti akan mendukung," katanya.

Kecaman juga datang dari Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Provinsi Banten. FSPP mengecam keras penyelenggara lomba menggambar Nabi Muhammad SAW yang digelar salah satu komunitas di jejaring sosial Facebook, karena hal tersebut merupakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad.

"Ini sengaja dibuat untuk memancing kemarahan umat Islam lewat penghinaan terhadap Nabi. Umat Islam sangat memuliakan Nabi Muhamad," kata Sekjen FSPP Banten Fatah Sulaeman di Serang, Kamis (20/5).

Oleh karena itu, kata Fatah, FSPP mendukung langkah yang akan dilakukan Kementerian Agama dan Kementerian Informasi dan Komunikasi untuk mencari tahu siapa penyelenggaranya serta memblokir jejaring Facebook tersebut.

Pernyataan serupa juga disampaikan Wakil Sekretaris MUI Banten Yasin Muthahar. MUI Banten mengecam keras dan menyesalkan upaya-upaya yang mengundang kemarahan umat Islam melalui penyelenggara lomba menggambar karikatur Nabi Muhammad SAW, yang digelar salah satu komunitas di jejaring sosial facebook itu. Bahkan, ia mengajak umat Islam mendukung gerakan untuk memboikot jejaring Facebook.

"MUI tentunya mengecam segala bentuk upaya penistaan terhadap Nabi Muhamad SAW apapun itu bentuknya. Sebab, Nabi Muhamad adalah orang yang paling dimuliakan umat Islam," kata Yasin.

Desak blokir

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak pemerintah melakukan berbagai upaya agar akun promosi kegiatan menggambar karikatur Nabi Muhammad di situs jejaring sosial Facebook segera diblokir. Alasannya, kegiatan menggambar Nabi jelas bertentangan dengan akidah Islam dan melecehkan ajaran Islam.

‘’Kita minta agar pemerintah mencekal atau memblokir akun Facebook itu. Masak pemerintah kalah,’’ kata Ketua MUI, KH Amidhan, di Kantor Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) di Menteng, Jakarta, Kamis, (20/5).

Menurut Amidhan, keberadaan akun peleceh ajaran Islam bukan pertama kali terjadi. Ada juga akun Facebook lain yang menghina Nabi Muhammad awal April lalu. Akun tersebut bahkan menyebut Muhammad bukan sebagai Nabi, melainkan seorang yang melakukan penjarahan, perampokan, dan penzina. ‘’Saya menemukan beberapa akun Facebook yang menghina Nabi Muhammad secara luar biasa,’’ sesalnya.

Meski demikian, MUI belum berencana mengirimkan surat protes langsung kepada manajemen Facebook di AS karena membiarkan keberadaan akun penghina Nabi. Alasannya, asosiasi Ormas Islam itu tidak memiliki alamat Facebook AS.

SiApA BilAng pEsAntErn PeLaKU TeroRiSME

Dalam sebuah diskusi mengenai terorisme di Jakarta belum lama ini, dosen senior Universitas Islam Negeri Jakarta Bachtiar Effendy menegaskan bahwa pondok pesantren tidak menghasilkan pelaku terorisme seperti kabar yang selama ini berhembus. Menurutnya, sejak zaman kolonialisme hingga era modern, kurikulum yang diberikan oleh pengajar di pondok pesantren tidak pernah berubah. Apa yang dipelajari para lulusan pesantren dulu, seperti Abdurrahman Wahid, Hasyim Muzadi, sama dengan apa yang dipelajari para santri saat ini.

Penegasan Bachtiar Effendy di atas patut kita amini, karena memang faktanya demikian. Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan formal agama Islam memang sejak dulu telah berperan penting meningkatkan SDM dan meningkatkan kualitas moral anak bangsa ini. Hanya sayangnya, ada beberapa alumni pondok pesantren yang tergalang oleh para penganut ideologi ekstrim sehingga mereka terlibat dalam beberapa kasus peledakan bom di tanah air. Mereka yang tergalang umumnya telah dicuci otaknya (indoktrinasi) oleh tokoh-tokoh teroris, lalu menjalani beberapa latihan militer di Malaysia, Pakistan, Afganistan, atau Filipina Selatan.

Belajar dari beberapa kasus terorisme yang terjadi di Negeri ini yang melibatkan beberapa pemuda tak berdosa alumni pondok pesantren, para pengasuh pondok pesantren diingatkan untuk senantiasa menanamkan pemahaman yang benar mengenai perbedaan antara jihad, iman, dan Islam. Hal ini juga berlaku di sekolah-sekolah umum lainnya. Kita harus memastikan bahwa anak-anak kita di sekolah mendapatkan pemahaman yang benar Jihad, iman, dan Islam serta mengajarkan sikap saling menghormati, bertoleransi dan menjunjung tinggi kedamaian.

Selain itu, ada banyak kondisi kehidupan sosial kita yang harus sama-sama kita benahi, seperti masalah kemiskinan, ketidakadilan, kebebasan yang kebablasan, aksi-aksi kekerasan dan lainnya. Karena bagaimanapun juga akar terorisme sesungguhnya adalah masalah ekonomi dan sosial, yang banyak terjadi di negara miskin dan berkembang. Dengan cara-cara seperti itu, kita bisa mempersempit peluang bagi para pelaku aksi teror untuk mengembangkan jaringannya di negeri kita, yang sejak dahulu terkenal aman, damai dan tenteram.